Mental atau jiwa, sama saja seperti badan atau jasad kasar. Bisa terserang penyakit dari mulai yang paling ringan sampai yang paling parah. Beberapa jenis penyakit mental di bawah ini adalah penyakit mental stadium 3 yang paling penting untuk diwaspadai.
Penyakit Mental Kelainan Identitas Jenis Kelamin
Penyakit mental yang paling kontroversial dari semua penyakit mental adalah penyakit identitas jenis kelamin. Penderita penyakit ini merasa jenis kelamin fisiknya tidak sesuai dengan jenis kelaminnya yang sejati dapat didiagnosis mengalami penyakit identitas gender.
Kontroversi terbesar atas penyakit ini adalah karena tidak pernah ditemukan teknik pengobatan untuk jenis penyakit mental ini. Apakah anak kecil yang merasa tidak cocok jenis kelaminnya diizinkan mendefinisikan diri mereka sendiri, atau harus didorong untuk mengidentifikasi dirinya sesuai jenis kelamin fisiknya?
"Di satu sisi, para ahli berpendapat agar anak kecil ini merasa nyaman dengan tubuh yang telah dimilikinya sendiri. Namun di sisi lain, para ahli menginginkan anak kecil ini bebas menentukan keinginannya. Menurutku, memaksa sesemanusia untuk hidup dengan jenis kelamin yang tidak diinginkan akan menyebabkan depresi dan kecemasan," kata Diane Ehrensaft, psikolog klinis di Oakland, California.
Penyakit Mental ADHD pada orang Dewasa
ADHD adalah singkatan dari attention deficit hyperactivity disorder. anak kecil dengan ADHD mengalami kesulitan duduk dengan diam, memperhatikan, dan mengontrol dorongan hatinya. Baru-baru ini, beberapa psikiater mulai mendiagnosa ADHD pada manusia dewasa.
Penyakit Mental ADHD pada orang Dewasa
ADHD adalah singkatan dari attention deficit hyperactivity disorder. anak kecil dengan ADHD mengalami kesulitan duduk dengan diam, memperhatikan, dan mengontrol dorongan hatinya. Baru-baru ini, beberapa psikiater mulai mendiagnosa ADHD pada manusia dewasa.
"Beberapa gejala ADHD pada anak kecil saja sudah dianggap diagnosis yang berlebihan, apalagi pada dewasa. Ada tuduhan bahwa psikiater bersekongkol dengan perusahaan farmasi agar dapat menjual obat ADHD lebih banyak," kata psikiater dari New York University, Norman Sussman.
Penyakit Mental Disosiasi Identitas
Dulu penyakit ini dikenal sebagai penyakit kepribadian ganda. penyakit kepribadian ganda terkenal setelah sebuah buku berjudul "Sybil" dibuat menjadi film dengan nama yang sama pada tahun 1976. Film dan buku tersebut bercerita tentang Shirley Mason, nama samaran Sybil, yang didiagnosis memiliki 16 kepribadian berbeda sebagai akibat dari pelecehan fisik dan seksual oleh ibunya. Buku dan filmnya memang laris, tetapi diagnosisnya sangat jarang ditemui. Pada tahun 1995, semanusia psikiater bernama Herbert Spiegel menyelidiki kasus Sybil.
Dulu penyakit ini dikenal sebagai penyakit kepribadian ganda. penyakit kepribadian ganda terkenal setelah sebuah buku berjudul "Sybil" dibuat menjadi film dengan nama yang sama pada tahun 1976. Film dan buku tersebut bercerita tentang Shirley Mason, nama samaran Sybil, yang didiagnosis memiliki 16 kepribadian berbeda sebagai akibat dari pelecehan fisik dan seksual oleh ibunya. Buku dan filmnya memang laris, tetapi diagnosisnya sangat jarang ditemui. Pada tahun 1995, semanusia psikiater bernama Herbert Spiegel menyelidiki kasus Sybil.
Ia menegaskan bahwa ia mempercayai kepribadian Sybil yang berbeda-beda tersebut diciptakan oleh terapisnya karena efek terapi atau hipnotis, dan hal ini mungkin terjadi tanpa disadari. Para kritikus berpendapat bahwa penyakit tersebut sebenarnya adalah rekayasa, dibuat dengan maksud meyakinkan pasien bahwa masalahnya adalah karena kepribadian ganda. Meskipun demikian, penyakit identitas disosiatif berhasil melewati kritik ini dan tidak akan mengalami perubahan besar dalam DSM edisi berikutnya.
Penyakit Mental Narsisistik
Sesemanusia yang sangat butuh dipuji dan kurang berempati kepada manusia lain masuk dalam kriteria narsistik, dan mereka nampaknya memang cocok menjalani psikoterapi. Namun, penyakit narsisitik ini juga sempat menuai kontroversi.
Sesemanusia yang sangat butuh dipuji dan kurang berempati kepada manusia lain masuk dalam kriteria narsistik, dan mereka nampaknya memang cocok menjalani psikoterapi. Namun, penyakit narsisitik ini juga sempat menuai kontroversi.
Masalah terbesarnya adalah karena tidak ada yang mengaku memiliki penyakit tersebut. Menurut review tahun 2001 di Journal of Mental Health Counseling, hampir setengah manusia yang didiagnosis kepribadian narsisistik juga memenuhi kriteria penyakit kepribadian lainnya.
Untuk mengatasi masalah tersebut, APA mengusulkan perubahan besar pada DSM edisi berikutnya. Diagnosis akan lebih berfokus pada disfungsi dan sifat penyakit mental. Tujuannya adalah untuk menhilangkan tumpang tindih dan membuat kategori yang lebih berguna bagi pasien dengan penyakit kepribadian.
Penyakit Mental Kecanduan seks
Menurut lembaga Society for the
Advancement of Sexual Health, kecanduan seks ditandai dengan kurangnya
kontrol atas perilaku seksual.
Pecandu seks akan menuruti
keinginan seksualnya meskipun berakibat buruk, tidak bisa menetapkan
batasan dan terobsesi dengan seks bahkan ketika tidak ingin memikirkan
hal itu. Beberapa pecandu seks mengaku tidak mendapatkan kenikmatan dari
perilaku seksualnya, tapi hanya menghasilkan rasa malu.
penyakit ini belum dimasukkan ke
dalam DSM, dan kemungkinan tidak akan disertakan dalam DSM edisi
berikutnya. Malahan, Asiosiasi Psikologi Amerika (APA) bermaksud
menambahkan kelainan seksual baru yang disebut penyakit hiperseksual,
yang tidak menggambarkan tentang kecanduan seks.
Penyakit Mental Homoseksualitas
Penyakit Mental Homoseksualitas
Dalam sejarahnya, homoseksual
adalah penyakit mental yang paling kontroversial. APA mencoret
homoseksualitas dari daftar penyakit mental pada tahun 1973 setelah
mendapat gempuran protes dari aktivis gay dan lesbian.
Beberapa bukti ilmiah menyarankan
bahwa ketertarikan sesama jenis adalah hal yang normal di kalangan
manusia yang mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Penyakit Mental Asperger
Penyakit Asperger ditandai
dengan kecerdasan dan kemampuan bahasa yang normal, namun keterampilan
sosial yang buruk. Ganggguan ini dimasukkan DSM pada tahun 1994, namun
pada tahun 2013, penyakit ini dipastikan sudah dikeluarkan dari daftar.
Alasannya, penelitian telah gagal
membedakan antara penyakit Asperger dan autisme. 44 persen anak yang
didiagnosis Asperger benar-benar memenuhi kriteria autisme, menurut
sebuah survei tahun 2008.
Penyakit Mental Bipolar pada Anak
Penyakit bipolar ditandai oleh
perubahan suasana hati antara depresi dan rasa senang. Pada tahun 1994
sampai 2003, jumlah kunjungan dokter terkait dengan penyakit bipolar
pada anak naik 40 kali lipat, demikian menurut sebuah penelitian tahun
2007 di jurnal Archives of General Psychiatry.
Masalahnya adalah, sebagian dari
kenaikan itu disebabkan karena perubahan cara psikolog mendiagnosa
penyakit bipolar pada anak kecil, bukan karena peningkatan kasus secara
aktual.
Untuk mengatasinya, APA berencana
menambahkan penyakit baru, yaitu disregulasi marah dengan dysphoria.
penyakit ini akan berlaku untuk anak kecil yang memiliki suasana hati
mudah tersinggung dan sering marah. Namun beberapa ahli sudah
meragukannya karena beberapa penyakit perilaku pada anak dianggap hal
yang normal.
Penyakit Mental Penis Envy (Cemburu Penis)
Sigmund Freud merevolusi psikologi pada tahun di 1800-an dan awal 1900-an dengan teori-teorinya tentang psikoseksual. Salah satu teorinya adalah menyimpulkan bahwa perkembangan seksual gadis-gadis muda didorong oleh kecemburuan karena tidak memilik penis (penis envy) dan hasrat seksualnya terhadap ayah. Kesimpulan ini kontan menuai banyak kontroversi. Namun seiring perkembangan zaman, teori ini telah dianggap usang dengan sendirinya.
Penyakit Mental Histeria
Pada tahun 1800-an, histeria mencakup semua diagnosis penyakit mental pada wanita. Merupakan jenis penyakit mental yang paling banyak diderita pada wanita. Gejala-gejalanya tidak jelas seperti; ketidakpuasan, rasa lemah, serta ledakan emosi. Pengobatannya sederhana dan dikenal dengan 'histeris paroxysm' atau dikenal juga dengan orgasme. Dokter akan memijat alat kelamin pasiennya secara manual atau dengan vibrator. Meskipun janggal, hal ini tidak dianggap kontroversial ketika itu. Yang lebih kontroversial adalah meminta pasien wanita 'histeria' untuk beristirahat saja tanpa bekerja atau bersosialisasi. Pengobatan ini seringkali justru memperburuk kecemasan atau depresi. Menurut editorial tahun 2002 di jurnal Spinal Cord, kasus diagnosis histeria mereda secara bertahap sepanjang abad ke-20.