Nahas, laki-laki berusia sekitar 75 tahun yang identitasnya hingga kini
belum diketahui, tewas setelah terperosok di "lubang neraka" sedalam 7
meter di jalur lambat Jalan Ring Road Selatan, Bantul, Yogyakarta.
Lubang tersebut terbentuk setelah jalan yang terletak tepat di sebelah barat Pom Bensin Singosaren, Banguntapan, Bantul mendadak ambles. Akibat ambles jalan itu hampir dipastikan tidak bisa dilalui kendaraan apalagi roda empat.
Kejadian yang mengejutkan para pengguna jalan ini berlangsung begitu cepat, sekitar pukul 15.30 WIB, Minggu (20/1/2013).
Salah seorang saksi, Heru (37), warga sekitar menuturkan, bahwa kejadian berlangsung begitu cepat. Beruntung lalu lintas belum begitu padat. Saat itu masih satu dua kendaraan saja yang hilir mudik melewati jalur yang biasanya begitu ramai karena letaknya yang dekat dengan Terminal Giwangan ini. "Untungnya masih sepi, nah yang lewat ya cuma simbah yang menggunakan sepeda itu," terangnya.
Bersama warga sekitar, Heru melakukan pertolongan terhadap korban yang sudah dalam keadaan tidak sadar karena luka-luka yang dideritanya. Kakek itu mereka bawa ke RS Wirosaban untuk mendapatkan perawatan.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Urusan Pelaksanaan Perawatan Jalan Nasional (PJN) wilayah DIY, Devi Alcitra Candra (37) mengungkapkan, kejadian jalan ambles diakibatkan oleh segregasi tanah yang menopang aspal jalan akibat terbawa arus air yang masuk secara terus menerus.
Potensi kerusakan jalan ini sebenarnya sudah diketahui oleh PJN yang sudah seminggu ini melakukan perbaikan terhadap efek air yang sudah merusak talud jalan.
"Ini di luar prediksi karena hal seperti ini sempat kami temukan di daerah Ring Road Utara tepatnya di depan Asrama Haji dan di depan Perumahan Casa Grande. Namun ternyata kerusakan di sini (Singosaren) ternyata sudah sedemikian parah hingga di bawah jalan sudah tidak ada tanah," paparnya. (Tribun Jogja)
Lubang tersebut terbentuk setelah jalan yang terletak tepat di sebelah barat Pom Bensin Singosaren, Banguntapan, Bantul mendadak ambles. Akibat ambles jalan itu hampir dipastikan tidak bisa dilalui kendaraan apalagi roda empat.
Kejadian yang mengejutkan para pengguna jalan ini berlangsung begitu cepat, sekitar pukul 15.30 WIB, Minggu (20/1/2013).
Salah seorang saksi, Heru (37), warga sekitar menuturkan, bahwa kejadian berlangsung begitu cepat. Beruntung lalu lintas belum begitu padat. Saat itu masih satu dua kendaraan saja yang hilir mudik melewati jalur yang biasanya begitu ramai karena letaknya yang dekat dengan Terminal Giwangan ini. "Untungnya masih sepi, nah yang lewat ya cuma simbah yang menggunakan sepeda itu," terangnya.
Bersama warga sekitar, Heru melakukan pertolongan terhadap korban yang sudah dalam keadaan tidak sadar karena luka-luka yang dideritanya. Kakek itu mereka bawa ke RS Wirosaban untuk mendapatkan perawatan.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Urusan Pelaksanaan Perawatan Jalan Nasional (PJN) wilayah DIY, Devi Alcitra Candra (37) mengungkapkan, kejadian jalan ambles diakibatkan oleh segregasi tanah yang menopang aspal jalan akibat terbawa arus air yang masuk secara terus menerus.
Potensi kerusakan jalan ini sebenarnya sudah diketahui oleh PJN yang sudah seminggu ini melakukan perbaikan terhadap efek air yang sudah merusak talud jalan.
"Ini di luar prediksi karena hal seperti ini sempat kami temukan di daerah Ring Road Utara tepatnya di depan Asrama Haji dan di depan Perumahan Casa Grande. Namun ternyata kerusakan di sini (Singosaren) ternyata sudah sedemikian parah hingga di bawah jalan sudah tidak ada tanah," paparnya. (Tribun Jogja)